Penagar.id, NASIONAL – Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (20/1/2025).
Langkah ini menjadi salah satu kebijakan kontroversial yang langsung diambil beberapa jam usai pelantikannya sebagai Presiden AS ke-47.
Dalam kesempatan itu, Trump menyebutkan bahwa AS telah membayar kontribusi kepada WHO lebih besar dibandingkan China.
“WHO telah menipu kami,” ujar Trump seperti dikutip dari AFP via CNN Indonesia, Selasa (21/1/2025).
Langkah tersebut tidak terlepas dari kritik panjang Trump terhadap WHO, terutama saat pandemi Covid-19 berlangsung.
Pada periode pertama kepresidenannya, Trump kerap mengancam akan keluar dari WHO yang dinilai tidak adil terhadap kepentingan AS.
Mengutip laporan The New York Times, keputusan ini berdampak besar pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang kehilangan akses data kesehatan global dari WHO.
Padahal, selama pandemi Covid-19, data WHO memainkan peran penting dalam memberikan informasi terkini mengenai kasus penyakit di seluruh dunia.
Namun, hingga kini belum jelas dampak besar yang akan dirasakan WHO dan jaringan kesehatan dunia lainnya akibat keluarnya AS, mengingat AS merupakan salah satu donatur utama di banyak organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
WHO juga menjadi sorotan baru-baru ini terkait rencana “perjanjian pandemi” yang akan memperkuat kesiapsiagaan global melalui kebijakan hukum untuk negara-negara anggota.
Perjanjian tersebut mengatur pemantauan patogen, berbagi data wabah, dan mempercepat rantai pasokan vaksin serta pengobatan.
Trump, sesuai janjinya, juga berencana menandatangani hingga 200 perintah eksekutif di hari pelantikannya.
Beberapa di antaranya berkaitan dengan kebijakan imigrasi, polemik TikTok, dan pengampunan sejumlah terpidana.(*)