Berita

Besok, Warga Buhu Gelar Demo Minta Kadesnya Dicopot!

×

Besok, Warga Buhu Gelar Demo Minta Kadesnya Dicopot!

Sebarkan artikel ini
Sebuah video memperlihatkan aksi penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Buhu, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo.
Sebuah video memperlihatkan aksi penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Buhu, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo.

Penagar.id, GORONTALO – Gelombang amarah warga Desa Buhu, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, tengah menguat dan akan memuncak dalam aksi unjuk rasa pada Selasa, (22/4/2025) besok.

Gerakan ini dipelopori oleh kelompok bernama Aliansi Masyarakat Buhu Menggugat (Ambungu), sebagai bentuk penolakan atas kekerasan yang dilakukan oleh Kepala Desa mereka sendiri.

Pemicu kemarahan warga tak lain adalah insiden pemukulan terhadap seorang pemuda desa, Djakarian Hasan alias Ian (23), yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Buhu, Muhamad Daud Adam.

Peristiwa itu terjadi pada 3 April 2025, dan sejak itu, gejolak di kalangan warga semakin tak terbendung.

Aliansi Ambungu menyebut tindakan kepala desa sebagai cermin dari arogansi kekuasaan yang telah melampaui batas.

Masyarakat menilai pemukulan tersebut bukan hanya persoalan pribadi, melainkan simbol kerusakan moral dalam kepemimpinan desa. Mereka pun sepakat untuk menuntut pencopotan jabatan Kepala Desa.

Baca Juga :  Ratusan Warga Pulubala Diduga Tertipu Kontrak Tanah Perusahaan Sawit

Riry Muhamad, selaku koordinator aksi, menegaskan bahwa masyarakat tidak bisa lagi tinggal diam. Ia menyebut perilaku Daud Adam sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang yang mencederai nilai-nilai kepemimpinan.

“Apa yang dilakukan oleh Kepala Desa Buhu telah melanggar etika sebagai pemimpin. Seharusnya seorang kepala desa bisa merangkul dan mendidik masyarakat, bukan malah melakukan kekerasan,” jelas Riry, Senin (21/4/2025).

Dalam aksi nanti, massa berencana mendatangi Kantor Desa dan langsung menuju Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Buhu.

Menurut Riry, kehadiran mereka bukan sekadar protes, melainkan panggilan moral kepada BPD agar tidak menjadi institusi yang pasif di tengah kasus yang menyita perhatian publik.

“Kedatangan kami ke BPD tujuannya adalah untuk mengetuk pintu hati mereka agar dapat mengambil sikap tegas terhadap kejadian penganiayaan tersebut,” kata Riry.

Baca Juga :  Gandeng Jasa Raharja, Kejari Gorontalo Permudah Warga Bayar Pajak Lewat Program PELAJARI

Riry juga mengingatkan bahwa BPD memiliki tanggung jawab moral dan struktural sebagai lembaga pengawas. Mereka dituntut untuk berpihak kepada warga, bukan sekadar diam demi kenyamanan pejabat desa.

“Sebagai pengawas pemerintahan desa, BPD seharusnya bisa memposisikan diri bersama masyarakat, bukan menjadi tameng Kepala Desa,” ujar Riry.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa marwah Desa Buhu ikut dipertaruhkan. Bila tak ada tindakan nyata, maka citra desa di mata masyarakat luar bisa tercoreng seolah-olah kekerasan dibenarkan oleh sistem.

“Kasus penganiayaan ini sudah diketahui oleh masyarakat sesantero Gorontalo, maka untuk menyelamatkan nama baik desa, BPD harus mengambil tindakan tegas. Bila perlu, berhentikan saja Kepala Desa yang berlagak preman seperti itu,” tegas Riry.

Aliansi Ambungu sendiri bukan gerakan sembarangan. Di dalamnya tergabung berbagai elemen penting masyarakat: dari tokoh adat, pemuda, hingga para aktivis sosial. Mereka bersatu mengusung satu pesan kuat—keadilan tak boleh tunduk pada kekuasaan.

Baca Juga :  Pemkot Gorontalo Didesak Tutup Borneo Billiard Gegara Dinilai Tak Patuhi Aturan

“Aksi akan digelar secara damai dan pasti akan dikawal aparat keamanan. Kami akan membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan pemecatan serta seruan moral agar seluruh perangkat desa berpihak kepada rakyat, bukan penguasa yang menindas,” tegas Riry.

Sebelumnya, Kepala Desa Buhu, Mohamad Daud Adam telah memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut pemukulan terhadap seorang pemuda bernama Djakarian Hasan alias Ian.

Pasca kejadian, Daud mengaku telah menyambangi kediaman korban untuk menyampaikan penyesalan secara langsung. Namun ia hanya sempat bertemu dengan ibu dari Ian.

“Soal melapor dan menerima maaf itu adalah hak kalian, saya datang mengakui kekhilafan dan saya minta maaf,” kata Daud.(*)

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti WhatsApp Channel

You cannot copy content of this page