Penagar.id – Tak semua hubungan membawa kebahagiaan. Beberapa justru bisa menjadi jebakan yang menguras energi, mental, dan emosi.
Hubungan toxic adalah salah satunya. Tanpa disadari, seseorang bisa terus bertahan dalam hubungan yang merugikan karena alasan cinta, ketergantungan, atau takut sendirian.
Salah satu tanda utama hubungan toxic adalah komunikasi yang tidak sehat. Pasangan lebih sering bertengkar daripada berdiskusi dengan kepala dingin.
Setiap perbedaan pendapat berubah menjadi pertikaian, di mana salah satu pihak selalu merasa harus menang.
Selain itu, manipulasi juga sering terjadi. Pasangan toxic cenderung mengontrol dengan cara menyalahkan, merendahkan, atau memainkan perasaan agar pasangannya merasa bersalah.
Mereka juga kerap menciptakan ketergantungan emosional sehingga korban sulit melepaskan diri.
Tidak jarang, hubungan toxic menyebabkan seseorang kehilangan kepercayaan diri. Kritik yang berlebihan, kata-kata kasar, atau sikap meremehkan dapat membuat korban merasa tidak berharga.
Akibatnya, mereka takut mengambil keputusan sendiri dan semakin bergantung pada pasangannya.
Mengapa Banyak Orang Sulit Keluar dari Hubungan Toxic?
Banyak orang bertahan karena harapan bahwa pasangannya akan berubah.
Mereka percaya bahwa cinta bisa mengatasi segalanya, meski kenyataannya tidak selalu demikian.
Ada juga yang takut dengan konsekuensi setelah putus, seperti rasa kesepian atau tekanan dari lingkungan sekitar.
Faktor lainnya adalah trauma masa lalu. Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak sehat cenderung lebih mudah terjebak dalam hubungan yang sama.
Mereka menganggap sikap toxic sebagai sesuatu yang normal karena terbiasa mengalaminya sejak kecil.
Cara Keluar dari Hubungan Toxic
Langkah pertama untuk keluar dari hubungan toxic adalah menyadari bahwa ada masalah.
Banyak orang menutup mata dan mencari pembenaran, padahal semakin lama bertahan, semakin besar dampak buruk yang diterima.
Setelah itu, penting untuk menetapkan batasan. Jangan biarkan pasangan terus memperlakukan dengan buruk hanya karena takut kehilangan.
Bicarakan dengan orang terpercaya seperti keluarga atau sahabat untuk mendapatkan perspektif yang lebih objektif.
Jika hubungan sudah terlalu menyakitkan, jangan ragu untuk mengakhirinya.
Keluar dari hubungan toxic bukan tanda kelemahan, melainkan keberanian untuk memilih kebahagiaan sendiri.
Jangan takut untuk mencari bantuan profesional jika merasa kesulitan menghadapi proses ini sendirian.
Hidup terlalu berharga untuk dihabiskan dalam hubungan yang penuh luka. Lebih baik sendiri dan bahagia daripada bersama tapi menderita.(*)