Penagar.id – Kadang, yang membuat rindu terasa menyakitkan bukan hanya soal jarak, tapi karena kita ingin bersama, tapi tidak bisa.
Rindu muncul diam-diam, tumbuh dari kenangan, lalu menetap di hati seperti tamu yang enggan pulang. Rasanya begitu familiar bagi siapa saja yang pernah benar-benar mencintai.
Terlebih saat kita harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua cinta bisa dijalani dengan kebersamaan yang utuh setiap waktu.
Tapi di balik rasa yang kadang membebani dada, rindu sebenarnya adalah ruang sunyi yang mengajarkan banyak hal.
Ia bukan musuh yang harus dilawan, melainkan teman yang perlu dimengerti. Rindu hadir untuk mengingatkan bahwa kita masih peduli, bahwa kita masih punya seseorang yang berarti, meski kini tak sedang berada di dekat kita.
Dan bukankah itu hal yang indah? Bahwa ada sosok yang membuat hati kita tak pernah benar-benar kosong, meski tubuhnya tak berada di sisi?
Menerima jarak bukan perkara mudah, tapi itu bukan berarti kita lemah. Justru sebaliknya, orang yang mampu mengikhlaskan jeda adalah mereka yang sedang belajar mencintai dengan cara yang dewasa.
Sebab cinta yang matang tidak diukur dari seberapa sering kita bertemu, tapi seberapa dalam kita bisa percaya dan tetap bertahan, bahkan saat keadaan tidak seperti yang kita harapkan.
Dalam diamnya waktu, kita belajar memahami bahwa cinta bukan tentang memaksa hadir, tapi tentang menjaga rasa tetap hidup meski berjauhan.
Di saat seperti ini, wajar jika hati terasa gelisah. Wajar kalau malam terasa panjang karena tak ada suara yang biasa menenangkan.
Tapi percayalah, kita bisa melewati ini. Kita bisa berdamai dengan rindu, selama kita tahu bahwa rasa ini bukan beban, melainkan bukti bahwa kita sedang berproses.
Pelan-pelan, kita belajar mengubah rindu menjadi energi. Kita merawatnya lewat doa, lewat pesan sederhana, atau lewat hal-hal kecil yang membuat kita tetap merasa dekat.
Yang penting, kita tidak memendamnya sendirian. Kita tak perlu berpura-pura kuat. Tidak apa-apa merindukan seseorang. Tidak apa-apa merasa sedih.
Tapi setelah itu, ingatlah bahwa kita tetap bisa berdiri. Rindu bukan akhir dari segalanya. Justru, di dalamnya ada keteguhan. Ada kesetiaan. Ada cinta yang tidak pernah pergi, hanya sedang mengambil jeda.
Karena sejatinya, cinta yang tumbuh dalam jeda adalah cinta yang sedang menguat. Dan jarak yang diterima dengan hati tenang akan membawa kita pada kedewasaan yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya.