Penagar.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan peringatan keras kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait rencana aneksasi wilayah Tepi Barat Palestina.
Ia menegaskan bahwa setiap langkah Israel untuk mencaplok kawasan tersebut akan memicu reaksi serius dari negara-negara Eropa.
Pernyataan itu disampaikan Macron ketika menerima kunjungan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Paris, Selasa (11/11/2025).
Pertemuan tersebut berlangsung satu bulan setelah gencatan senjata rapuh antara Hamas dan Israel, yang hingga kini belum menjamin stabilitas kawasan.
Macron menilai tindakan Israel yang berupaya memperluas kendali di Tepi Barat merupakan langkah yang melampaui batas.
Ia mengingatkan agar Tel Aviv menghentikan seluruh rencana aneksasi di tengah meningkatnya kekerasan yang terjadi di wilayah Palestina.
“Rencana aneksasi, baik sebagian maupun seluruhnya secara hukum maupun de facto merupakan garis merah yang akan kami tanggapi dengan tegas bersama para mitra Eropa kami,” ujar Macron.
Presiden Prancis itu juga menyoroti meningkatnya aksi kekerasan oleh para pemukim Israel serta pembangunan permukiman baru yang dinilainya sudah di luar kendali.
“Kekerasan para pemukim dan percepatan pembangunan permukiman telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengancam stabilitas Tepi Barat dan merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional,” tambah Macron seperti dikutip AFP.
Peringatan Macron muncul lebih dari sebulan setelah Prancis resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, mengikuti langkah sejumlah negara Eropa lainnya pada September lalu.
Selama agresi militer Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak Oktober 2023 dan menewaskan lebih dari 60 ribu warga Palestina, Tel Aviv juga melancarkan serangan ke Tepi Barat.
Di saat bersamaan, pejabat dan menteri Israel terus mengumandangkan rencana perluasan permukiman di wilayah pendudukan itu, meski mendapat tekanan dari komunitas internasional.
Dalam pertemuan di Paris, Macron dan Abbas juga sepakat membentuk komite bersama guna memperkuat kelembagaan negara Palestina.
“Komite itu akan berkontribusi dalam penyusunan konstitusi baru, dan Presiden Abbas telah menyerahkan rancangan awalnya kepada saya,” kata Macron.
Sementara itu, Abbas menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan proses reformasi politik di Palestina.
“Kami hampir menyelesaikan rancangan konstitusi sementara negara Palestina serta undang-undang tentang pemilu dan partai politik,” ujarnya.






