Penagar.id, NASIONAL – Stroke kini tak lagi hanya menyerang orang tua, tetapi mulai menyerang kalangan muda, termasuk mereka yang berada di usia produktif.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren penderita stroke di kalangan muda semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, stroke menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Tercatat sebanyak 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk disebabkan oleh stroke.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Serangan stroke di usia muda dipengaruhi oleh faktor penyebab yang berbeda dengan usia lanjut.
Menurut ahli jantung, Prof. dr. Hamed Oemar, salah satu faktor utama stroke pada usia muda adalah kondisi medis yang disebut’Patent Foramen Ovale’ (PFO).
“Patent Foramen Ovale ini menjadi penyebab utama stroke di usia muda. Sebagian besar pasien baru menyadari dirinya menderita PFO saat menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain,” ujar dr. Hamed Oemar,Jumat (27/9/2024).
PFO merupakan kondisi ketika lubang kecil di jantung janin tidak menutup setelah dilahirkan.
Pada bayi yang sehat, lubang ini akan tertutup otomatis karena paru-paru mulai berfungsi.
Namun, jika tetap terbuka, darah kaya oksigen dapat bercampur dengan darah yang kekurangan oksigen, berpotensi menurunkan aliran oksigen ke otak dan meningkatkan risiko stroke.
Selain PFO, faktor lain yang memicu stroke di usia muda adalah faktor genetik dan ‘diseksi arteri’ yang dapat terjadi karena trauma, olahraga, atau tanpa sebab yang jelas.
Gangguan pembekuan darah juga menjadi faktor risiko stroke, di mana darah cenderung menggumpal dan menyumbat pembuluh darah kecil.
Penyalahgunaan narkoba seperti metamfetamin, ganja, dan kokain juga memperbesar risiko stroke pada anak muda, terutama jenis hemoragik.
“Obat-obatan ini dapat menyebabkan hipertensi, kerusakan pembuluh darah, dan vasospasme yang memicu stroke,” jelas Hamed.
Peningkatan kasus stroke di usia muda mengingatkan kita akan pentingnya menjaga gaya hidup sehat, memantau kondisi kesehatan, serta berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang mencurigakan.(*)
*Baca selengkapnya di sini