Penagar.id – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan kesediaannya untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, asalkan dialog tersebut berlangsung di Moskow dan fokus pada pembahasan gencatan senjata.
Hal itu diungkapkan Putin ketika menggelar konferensi pers usai menghadiri parade militer di Beijing, China, Rabu (3/9/2025).
Ia menegaskan bahwa wacana pertemuan tersebut muncul setelah adanya permintaan langsung dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ketika keduanya bertemu di Alaska.
“Saya tak pernah menolak ini, asalkan pertemuannya dipersiapkan dengan matang dan bisa menghasilkan beberapa hasil potensial yang positif,” kata Putin, dikutip detikAnadolu Agency.
Lebih jauh, Putin menjelaskan bahwa Trump secara pribadi menanyakan kemungkinan pertemuan dengan Zelensky. Ia menegaskan tidak keberatan, bahkan menyatakan siap jika Zelensky datang ke Moskow.
“Donald bertanya ke saya apakah bisa mengatur pertemuan semacam itu. Saya menjawab ya, itu mungkin. Pada akhirnya, jika Zelensky siap, biarkan dia datang ke Moskow, lalu pertemuan kita akan terlaksana,” ujar Putin.
Menurutnya, masih ada peluang untuk menemukan kesepakatan yang bisa diterima berbagai pihak demi mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2022. Terlebih, ia menilai sikap pemerintahan AS di bawah Trump menunjukkan adanya itikad baik untuk mendorong solusi damai.
“Kami melihat bukan cuma seruan mereka, tetapi juga keinginan tulus untuk menemukan solusi ini. Saya pikir ada secercah harapan di ujung terowongan,” tambahnya.
Putin juga menyinggung negosiasi yang sempat digelar pada 2022 lalu. Saat itu, ia mengusulkan agar Ukraina menghormati aspirasi warga di wilayah tenggara, menarik pasukan, dan menghentikan pertempuran.
“Dan saya harus mengatakan bahwa, secara keseluruhan, usulan ini tak memicu penolakan sepenuhnya,” ucapnya.
Namun, menurut Putin, situasi berubah drastis ketika Rusia menarik pasukannya dari sekitar Kyiv atas desakan Barat. Kondisi tersebut justru membuat eskalasi konflik semakin memanas.
Diketahui, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina sejak Februari 2022. Sejumlah putaran negosiasi sempat dilakukan, tetapi tak satu pun menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang berkelanjutan.