Penagar.id – Ketegangan yang terus meningkat di Gaza usai serangan brutal Israel kembali mendapat perhatian dunia internasional, termasuk dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ia disebut geram usai mengetahui bahwa serangan tersebut menewaskan puluhan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan.
Karoline Leavitt , Juru Bicara Gedung Putih, menyampaikan bahwa Trump sangat tidak menginginkan kekerasan seperti ini terus berlanjut.
“Presiden tak pernah suka melihat itu. Dia ingin pembunuhan itu berakhir, dan dia ingin menegosiasikan gencatan senjata di wilayah ini,” kata Leavitt pada Senin (21/7/2025) dikutip Times of Israel.
Leavitt menambahkan bahwa Trump juga fokus pada upaya pembebasan sandera yang masih ditahan di wilayah Gaza.
“Ia ingin semua sandera dibebaskan dari Gaza. Itu telah menjadi prioritas utama bagi presiden ini.”
Diketahui, selama menjabat, Trump sempat mengusulkan sebuah rencana perdamaian untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Hamas.
Namun proposal itu sempat menuai kritik karena dianggap terlalu berpihak pada Israel dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Salah satu usulan kontroversial yang muncul dalam skema perdamaian tersebut adalah soal relokasi paksa warga Gaza dari tanah kelahiran mereka.
Gagasan ini ditolak keras oleh berbagai komunitas internasional karena dinilai sebagai bentuk pembersihan etnis.
Dalam pernyataan lebih lanjut, Leavitt menegaskan bahwa Trump ingin proses penyaluran bantuan dilakukan secara damai dan tidak jatuh ke tangan Hamas.
Trump, kata dia, benci melihat gambar-gambar kelaparan yang dialami perempuan dan anak-anak Gaza.
Sebelumnya, Israel disebut melakukan serangan terhadap warga yang tengah menunggu distribusi bantuan. Aksi penyerangan ini menyebabkan lebih dari 90 orang kehilangan nyawa, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Ini bukan kali pertama Israel menyerang kerumunan sipil. Dengan dalih menjaga keamanan, tentara Israel telah berulang kali menargetkan kelompok warga yang tengah mengantre makanan, air, atau obat-obatan.
Berdasarkan laporan terbaru, agresi militer Israel hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 58.000 warga Palestina, serta menghancurkan pemukiman, rumah sakit, dan berbagai fasilitas publik lainnya.