Penagar.id – Penutupan Kongres VI PDI Perjuangan diwarnai suasana haru ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memeluk erat Hasto Kristiyanto di atas panggung.
Momen tersebut menjadi pertemuan perdana mereka setelah Hasto menjalani proses hukum terkait kasus Harun Masiku.
Dengan suara yang terdengar menahan tangis, Megawati menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Hasto, yang menurutnya adalah kejutan tak terduga di tengah acara penuh makna tersebut.
“Saya tidak menyangka, ini benar-benar berkah dari Tuhan. Saya sangat terharu,” ujar Megawati di hadapan ribuan kader yang hadir secara langsung di arena kongres.
Sontak, suasana menjadi emosional. Tepuk tangan dan sorak sorai menggema, menyambut Hasto yang mendapat pelukan dari sejumlah kader partai.
Ia pun menyampaikan apresiasi atas dukungan PDI Perjuangan selama proses hukum yang dihadapinya.
Dalam pidato penutupan kongres, Megawati menyampaikan sikap tegas bahwa PDI Perjuangan tidak akan mengambil posisi sebagai oposisi di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.
Sebaliknya, partai akan menjalankan peran sebagai kekuatan penyeimbang yang mengutamakan kepentingan rakyat.
“PDIP bukan oposisi, tapi kami akan menjadi kekuatan penyeimbang yang kritis dan konstruktif. Kami akan mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak pada rakyat, dan bersuara keras terhadap kebijakan yang merugikan rakyat,” tegasnya.
Megawati menekankan bahwa keputusan tersebut adalah bentuk tanggung jawab konstitusional partai dalam mengawal arah pembangunan nasional agar tetap berada dalam jalur keadilan sosial.
Ia juga mengingatkan bahwa PDI Perjuangan, sebagai partai dengan akar sejarah panjang dalam demokrasi Indonesia, memiliki mandat moral untuk menyuarakan aspirasi rakyat baik dari dalam maupun luar pemerintahan.
“Kami tidak akan tinggal diam bila suara rakyat diabaikan. Tetapi kami juga tidak akan menentang hanya demi popularitas,” katanya.






