MancanegaraHeadline

Jepang Masih Dilanda Wabah Influenza, Terburuk dalam Dua Dekade

×

Jepang Masih Dilanda Wabah Influenza, Terburuk dalam Dua Dekade

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. Jepang Dilanda Wabah Influenza Terburuk dalam Dua Dekade, Obat Antivirus Langka.(Foto : Dok Bloomberg)
Ilustrasi. Jepang Dilanda Wabah Influenza Terburuk dalam Dua Dekade, Obat Antivirus Langka.(Foto : Dok Bloomberg)

Penagar.id, NASIONAL – Jepang kini menghadapi wabah influenza terbesar dalam lebih dari dua dekade terakhir, dengan jumlah kasus yang mencatat rekor tertinggi sejak 1999.

Peningkatan signifikan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan tenaga medis.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, tercatat sebanyak 317.812 kasus influenza dilaporkan di 5.000 fasilitas medis pada pekan terakhir Desember 2024.

Baca Juga :  Aktor 'Misteri Gunung Merapi 3' Sandy Permana Tewas, Polisi Dalami Motif

Rata-rata jumlah pasien per fasilitas mencapai 64,39 orang, lebih dari dua kali lipat ambang batas peringatan yang ditetapkan pemerintah, yakni 30 pasien per fasilitas medis.

Ahli kesehatan mengaitkan lonjakan ini dengan meningkatnya mobilitas selama musim liburan.

Aktivitas perjalanan yang tinggi diyakini menjadi faktor utama penyebaran virus di berbagai wilayah Jepang.

Baca Juga :  Eks Komisioner KPU Diperiksa KPK, Hasto Ajukan Penjadwalan Ulang

Krisis ini semakin parah akibat kelangkaan obat antivirus utama, termasuk Tamiflu.

Perusahaan farmasi besar dilaporkan kewalahan memenuhi lonjakan permintaan, menyebabkan beberapa pemasok menghentikan distribusi sementara.

Ketersediaan obat diperkirakan baru akan kembali normal antara akhir Januari hingga akhir Februari.

Sorotan terhadap wabah influenza ini semakin meningkat setelah kematian aktris Taiwan, Barbie Hsu.

Baca Juga :  Amerika Bantah Terlibat Dalam Kematian Kepala Pasukan Nuklir Rusia

Aktris berusia 48 tahun yang dikenal lewat perannya dalam drama Taiwan Meteor Garden itu mengalami pneumonia akibat influenza dan meninggal dunia pada 2 Februari akibat komplikasi.

Kasus ini memicu kekhawatiran lebih lanjut tentang bahaya komplikasi influenza, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan bawaan.(*)

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti WhatsApp Channel

You cannot copy content of this page