Penagar.id – Suasana haru menyelimuti Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo pada Rabu (1/10/2025) malam.
Ratusan anggota organisasi pecinta alam dari berbagai perguruan tinggi dan komunitas di Gorontalo berkumpul untuk mengenang almarhum Muhamad Jeksen, anggota Mapala Butaiyo Nusa yang meninggal dunia.
Peringatan malam ketujuh almarhum itu digelar dengan doa bersama, orasi, pembacaan puisi, serta menyalakan lilin sebagai simbol duka dan penghormatan terakhir.
Mereka mengusung tagline “Duka Mohamad Jeksen, Duka Pecinta Alam se-Provinsi Gorontalo.”
Koordinator aksi, Ronal Tuliabu, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas sesama pecinta alam.
Ia menegaskan bahwa duka yang dialami Mapala Butaiyo Nusa bukan hanya milik satu organisasi, tetapi juga milik seluruh pecinta alam di Gorontalo.
“Agenda pada malam hari ini, pada dasarnya untuk mengenang hari ketujuh malam saudara kita almarhum Mohamad Jeksen dari Mapala Butaiyo Nusa. Pada malam hari ini, malam ketujuh setelah dimakamkan,” ujar Ronal di sela kegiatan.
Jadi Bahan Evaluasi
Ronal Tuliabu yang juga merupakan Mantan Ketua Umum Mapala Zhigrink Universitas Ichsan Gorontalo ini menambahkan, peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi seluruh pecinta alam. Menurutnya, tidak ada seorang pun yang berharap tragedi semacam ini terjadi.
“Dari insiden ini, jujur kami dari pecinta alam yang ada di Gorontalo, merasa berduka, terpukul melihat dan menyaksikan hal ini. Karena pada dasarnya tidak ada satu makhluk di muka bumi ini yang ingin membunuh orang lain atau menghilangkan nyawa siapa saja,” kata Ronal.
Ia juga mengingatkan agar momentum ini menjadi bahan evaluasi bagi seluruh organisasi pecinta alam, khususnya dalam proses pengkaderan.
“Untuk pengkaderan ke depan, kami berupaya berbenah diri agar pecinta alam lebih fokus mendidik fisik, mengasah mental, dan lebih spesifik lagi terkait dengan lingkungan serta menjaga kelestarian alam yang ada di Gorontalo,” kata Ronal.
Ronal mengatakan, Almarhum Muhamad Jeksen bukan hanya akan dikenang sebagai anggota Mapala Butaiyo Nusa, melainkan juga sebagai sahabat dan saudara dalam keluarga besar pecinta alam Gorontalo.
Untuk diketahui, aksi damai ini dimulai sejak pukul 17.00 WITA dan terbuka untuk umum. Polresta Gorontalo Kota turut mengawal jalannya kegiatan hingga usai.