Penagar.id – Kepribadian ekstrovert kerap digambarkan penuh energi, aktif di berbagai kegiatan, dan gemar berinteraksi sosial. Namun faktanya, tak selamanya mereka ingin berada di tengah keramaian.
Dilansir dari The Minds Journal, ekstrovert juga bisa merasa malas untuk bersosialisasi. Hal ini bukan berarti mereka kehilangan sifat dasar ekstrovertnya, melainkan hanya membutuhkan jeda dari aktivitas sosial yang intens.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kondisi tersebut. Salah satunya kehabisan energi. Meski ekstrovert memperoleh semangat dari pertemuan sosial, interaksi yang terlalu padat bisa menimbulkan kelelahan fisik maupun mental.
Lingkungan juga bisa berperan. Ekstrovert umumnya menikmati suasana ramai, tetapi tempat yang terlalu bising atau berlebihan justru dapat membuat mereka merasa tidak nyaman hingga memilih menarik diri.
Tingkat keterlibatan sosial yang berlebihan pun berpotensi menimbulkan rasa kewalahan. Tekanan untuk hadir di berbagai acara bisa membuat ekstrovert butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan ritme yang lebih tenang.
Tak hanya itu, ekstrovert juga bisa mengalami kecemasan sosial. Meski biasanya percaya diri, mereka tetap bisa merasakan keraguan atau ketidaknyamanan ketika harus berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasinya, para ekstrovert disarankan menyediakan waktu untuk diri sendiri, menetapkan batas dalam interaksi sosial, serta mengatur prioritas agar energi lebih fokus pada kegiatan yang benar-benar penting.
Mengembangkan keterampilan manajemen stres juga dinilai penting untuk mencegah kelelahan emosional.
Kesadaran bahwa ekstrovert pun bisa merasa jenuh dengan aktivitas sosial dapat membantu membangun pemahaman yang lebih inklusif.
Menghargai kebutuhan individu, apapun tipe kepribadiannya, menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat.