Penagar.id – Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, melontarkan gagasan baru berupa program manasik kesehatan khusus bagi calon jemaah haji asal Indonesia.
Langkah ini ditujukan untuk menekan angka kematian jemaah Indonesia yang hingga kini masih menjadi perhatian serius Pemerintah Arab Saudi.
“Manasik kesehatan ini tujuannya agar jemaah yang sudah terdaftar didampingi sejak satu tahun sebelum keberangkatan,” kata Dahnil dilansir CNN Indonesia, Sabtu (23/8/2025).
Menurutnya, dibutuhkan sebuah otoritas tunggal yang bertugas mengendalikan manajemen kesehatan para calon jemaah agar prosesnya lebih terarah.
Ia menambahkan, Perhimpunan Dokter Haji (Perdokhi) akan dilibatkan untuk merancang kurikulum manasik kesehatan yang sesuai kebutuhan.
“Kenapa? Begini, yang selalu jadi masalah, yang selalu diprotes Pemerintah Arab Saudi salah satunya adalah tingkat kesehatan, yang disalahkan itu bukan Kementerian Kesehatan, yang disalahkan itu adalah kami,” ujarnya.
Dahnil menjelaskan, peserta haji yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid akan mendapatkan pendampingan dan penanganan khusus sejak awal.
Dengan demikian, kondisi kesehatan mereka diharapkan tetap stabil hingga waktu keberangkatan ke Tanah Suci.
Ia menegaskan bahwa persoalan kesehatan jemaah asal Indonesia selalu menjadi sorotan utama otoritas Arab Saudi, terlebih karena tingkat kematian jemaah RI tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
“Tingkat kematian jemaah haji kita tinggi sekali, persentasenya itu pun tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain,” ucapnya.