Penagar.id, GORONTALO – Persiapan tim sepak bola utusan Provinsi Gorontalo untuk ajang Piala Soeratin U-17 yang digelar di Solo, Jawa Tengah, menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk aktivis daerah.
Tim ini dinilai kurang matang dan tidak sesuai standar.
Iwan Miu, seorang aktivis asal Gorontalo, menilai Pemerintah Gorontalo terkesan tidak serius dalam mempersiapkan tim tersebut.
Menurutnya, persiapan yang dilakukan amburadul dan terkesan meremehkan turnamen nasional tersebut.
“Kami melihat persiapan tim ini asal-asalan dan jauh dari kata layak. Bahkan, pemain yang diutus hanya berjumlah 14 orang. Lima pemain lainnya gagal memenuhi syarat administrasi PSSI,” ujar Iwan
Iwan mengaku memperoleh informasi tersebut dari beberapa pemain yang tergabung dalam tim.
Menurut pengakuan pemain, pengiriman tim ke ajang Piala Soeratin ini terkesan dipaksakan demi menghindari sanksi dari PSSI.
Jika tidak ikut, Gorontalo berpotensi dilarang tampil di ajang serupa di masa mendatang.
“Para pemain bercerita, jika tim tidak dikirim, Gorontalo akan mendapat sanksi. Ini jelas menunjukkan kurangnya persiapan serius dari pihak terkait,” lanjut Iwan.
Selain jumlah pemain yang minim, Iwan menyoroti kesalahan administrasi yang dianggap fatal.
Hal ini, kata dia, menunjukkan kurangnya ketelitian dalam memverifikasi dokumen yang dibutuhkan pemain.
“Kesalahan administrasi seperti ini sangat memalukan. Banyak pemain muda berbakat dari Gorontalo akhirnya tidak bisa ikut berlaga di ajang nasional hanya karena kelalaian dalam mempersiapkan berkas,” tambahnya.
Menurut Iwan, kejadian ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi Pemda dan KONI Gorontalo sebagai pihak yang bertanggung jawab atas persiapan atlet di daerah.
Lebih lanjut, Iwan meminta agar dilakukan evaluasi terhadap para pengurus sepak bola dan panitia seleksi.
Menurutnya, perbaikan diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Ke depan, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pejabat dan panitia yang terlibat. Jangan sampai hal-hal sepele seperti ini membuat nama baik Gorontalo tercoreng di tingkat nasional,” tegasnya.
Iwan juga menyampaikan kekecewaannnya sebagai masyarakat Gorontalo yang berada di luar daerah.
Mereka merasa malu dengan kondisi yang memperlihatkan kurangnya keseriusan dalam memajukan dunia olahraga di Gorontalo.
“Kami yang berada di luar daerah sangat malu. Nama baik Gorontalo harus dijaga, terutama dalam ajang olahraga bergengsi seperti Piala Soeratin ini. Kalau seperti ini justru bikin malu daerah,” kata Iwan.
Seperti diketahui, ajang Piala Soeratin U-17 merupakan kompetisi sepak bola nasional yang diikuti oleh berbagai tim dari seluruh provinsi di Indonesia.
Turnamen ini menjadi salah satu wadah pembinaan pemain muda berbakat di Tanah Air.
Hingga berita ini diturunkan, awak media masih berusaha menghunungi PSSI Gorontalo dan Dinas terkait untuk dimintai tanggapan terkait persoalan ini.(*)