Penagar.id – Masa depan SMK Kesehatan Muhammadiyah di Gorontalo Utara nampaknya berada di ujung tanduk.
Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah itu tercatat tak memperoleh satu pun peserta didik baru pada tahun ajaran 2025.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan kelangsungan sekolah yang selama ini berfokus pada pendidikan tenaga kesehatan.
Hal ini diungkap oleh Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Gustam Ismail, yang baru saja meninjau langsung situasi di sekolah tersebut.
“Peninjauan kami ke SMK Kesehatan Muhammadiyah Gorontalo Utara menemukan fakta bahwa sekolah ini sama sekali tidak mendapatkan murid baru tahun ini. Ini kondisi yang sangat serius,” tegas Gustam, Rabu (23/7/2025).
Minimnya minat orang tua untuk mendaftarkan anak ke sekolah itu disebut-sebut dipengaruhi oleh lokasi sekolah yang terpencil dan jauh dari akses transportasi umum.
Menurutnya, hal ini menyulitkan siswa untuk menjangkau sekolah, terutama yang tinggal di wilayah terpencil.
Masalah lain yang tak kalah krusial adalah kondisi fisik sekolah yang dinilai belum layak.
Sarana dan prasarana yang terbatas menjadi alasan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan di sana.
Lebih parah lagi, jumlah siswa yang tersisa hanya sekitar 30 orang.
Sementara itu, tenaga pengajar yang tersedia pun sangat terbatas, hanya terdiri dari satu orang ASN dan empat guru honorer yang digaji melalui dana BOS.
“Dengan jumlah siswa yang menurun drastis, otomatis dana BOS yang masuk juga ikut berkurang. Ini memperparah situasi karena sekolah kekurangan dana untuk membiayai operasional dasar, termasuk honor guru,” jelas Gustam.
Demi mencegah sekolah ini benar-benar tutup, Komisi IV DPRD berencana mengundang Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo untuk duduk bersama membahas solusi.
Salah satu langkah yang digodok adalah menggandeng langsung Yayasan Muhammadiyah selaku pengelola sekolah.
“Kami ingin tahu sejauh mana komitmen dan tanggung jawab Yayasan Muhammadiyah terhadap yang mereka dirikan. Tidak bisa semuanya dibebankan kepada pemerintah daerah,” kata Gustam.
Ia menekankan perlunya langkah konkret seperti revitalisasi fasilitas, penguatan SDM, hingga kampanye promosi sekolah agar lebih dikenal masyarakat.
Gustam menilai sekolah vokasi bidang kesehatan sangat penting di Gorontalo Utara, mengingat masih terbatasnya tenaga kesehatan di wilayah tersebut.
Ia menyayangkan jika sekolah seperti ini justru terancam tutup hanya karena minim perhatian dari pihak pengelola.
“Jangan sampai semangat membangun sekolah hanya menjadi simbol tanpa komitmen jangka panjang,” kata Gustam.