Penagar.id, GORONTALO – Suasana lebaran Idulfitri 1445 Hijriah yang seharusnya menjadi momen penuh kedamaian, justru tercoreng oleh insiden kekerasan yang melibatkan seorang kepala desa di Kabupaten Gorontalo.
Insiden yang terekam kamera CCTV ini memperlihatkan tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa. Kejadian tersebut mulai ramai diperbincangkan di media sosial sejak Sabtu, 12 April 2025.
Informasi yang dihimpun media ini, kejadian yang kini tengah menjadi sorotan publik itu terjadi pada malam Kamis, 3 April 2025, sekitar pukul 22.00 WITA.
Insiden tersebut diketahui terjadi di Kantor Desa Buhu, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. Saat itu masyarakat setempat masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1446 H/ 2025 M.
Potongan video yang tersebar luas itu memperlihatkan seorang pria dipukul secara fisik oleh seseorang yang disebut-sebut sebagai kades aktif di wilayah tersebut.
Korban dalam insiden itu diketahui bernama Djakarian Hasan, yang akrab disapa Ian oleh warga sekitar.
Dari penuturan Daniel, ayah dari korban, diketahui bahwa awal mula kejadian itu terjadi saat dirinya datang ke kantor desa untuk berdiskusi dengan kepala desa.
Topik yang dibahas kala itu adalah mengenai realisasi bantuan rumah dan sapi yang sebelumnya dijanjikan pihak desa.
Namun, saat perbincangan berlangsung, korban Ian yang berada tak jauh dari lokasi tiba-tiba ikut menyela.
Ian mengungkapkan kekesalannya terkait janji tersebut yang belum juga terealisasi.
Dengan nada kecewa, ia melontarkan kalimat soal jangan sampai jadi “janji palsu.”
Ucapan tersebut rupanya memicu emosi Kepala Desa. Tanpa banyak bicara, ia keluar dari ruangannya dan langsung menyerang Ian dengan kekerasan fisik.
Aksi pemukulan itu sontak membuat warga yang berada di lokasi terkejut. Beberapa perangkat desa dan warga setempat berusaha melerai keduanya agar tidak terjadi keributan yang lebih besar.
Setelah kejadian tersebut, ayah korban sempat meminta Ian untuk bersikap lebih tenang dan bahkan menyuruhnya meminta maaf dengan harapan bisa meredakan ketegangan.
Namun, permintaan maaf itu justru berujung pada insiden kedua. Kepala desa kembali melakukan pemukulan terhadap Ian.
Menurut pihak keluarga, apa yang dilakukan oleh sang kades sudah di luar batas.
Merasa tidak terima dengan tindakan kekerasan yang terjadi dua kali dalam satu malam, mereka segera melaporkan insiden itu ke Polsek Telaga pada Jumat, 4 April 2025.
Kejadian ini juga memunculkan kecaman dari berbagai pihak, terutama tokoh pemuda yang merasa bahwa pemimpin desa semestinya menjadi contoh dalam menyelesaikan persoalan, bukan malah bertindak represif.(*)