BeritaHiburanNusantara

Fenomena Unik Erebus, Gunung Berapi Antartika yang Muntahkan Emas Setiap Hari

×

Fenomena Unik Erebus, Gunung Berapi Antartika yang Muntahkan Emas Setiap Hari

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Erebus, Gunung Berapi Antartika yang Muntahkan Emas Setiap Hari. Wikimedia Commons)
Ilustrasi Erebus, Gunung Berapi Antartika yang Muntahkan Emas Setiap Hari. Wikimedia Commons)

Penagar.id, NASIONAL – Gunung berapi Erebus di Antartika secara rutin melepaskan ‘debu emas’ yang kemudian mengkristal akibat kondisi lingkungannya.

Erebus, gunung berapi tertinggi kedua di Antartika, ditemukan memuntahkan mineral berharga selain material vulkanik biasa seperti gas, uap, dan batu dari kawahnya.

Menurut laporan dari Live Science, Gunung Erebus pertama kali ditemukan pada tahun 1841 oleh Kapten Sir James Clark Ross, yang menamainya berdasarkan kapal yang digunakan dalam ekspedisinya.

Gunung ini kembali aktif setelah lebih dari 130 tahun, tepatnya pada tahun 1972. Erebus merupakan salah satu dari 138 gunung berapi yang ada di Antartika, namun hanya dua di antaranya yang saat ini masih dianggap aktif.

Baca Juga :  7 Makanan Tradisional Penghilang Stres, Termasuk Singkong Rebus 

Meskipun permukaannya tertutup es dan salju, di dalam Gunung Erebus terdapat danau lava cair yang terus memuntahkan material selama lebih dari lima dekade.

Salah satu ilmuwan, Conor Bacon dari Lamont-Doherty Earth Observatory di Columbia University, New York, menyebut fenomena ini sangat jarang terjadi.

“Ini sebenarnya cukup langka, karena memerlukan beberapa kondisi yang sangat spesifik untuk dipenuhi guna memastikan permukaannya tidak pernah membeku,” ujarnya.

Dalam beberapa aktivitas vulkanik sebelumnya, para ahli juga menemukan bahwa Erebus telah memuntahkan ‘bom vulkanik’ berupa bongkahan batu besar yang sebagian telah meleleh.

Baca Juga :  Makin Banyak Anak Muda Terserang Stroke, Ini Penjelasan Dokter

Gunung Erebus memiliki ketinggian 3.794 meter dan secara teratur melepaskan gas serta uap yang mengandung kristal kecil emas metalik berukuran sekitar 20 mikrometer.

Meskipun ukurannya sangat kecil, dalam satu hari gunung ini mampu menghasilkan sekitar 80 gram bintik emas yang bernilai sekitar USD 6.000 atau setara dengan Rp 91,3 juta.

Debu emas ini dilepaskan bersama dengan gas yang bersuhu 1.000 °C, dan kemudian mengkristal ketika mencapai permukaan lava yang telah mengeras karena pengaruh suhu eksternal.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa partikel emas ini dapat terbawa oleh angin hingga jarak lebih dari 900 kilometer dari Gunung Erebus.

Baca Juga :  Jurnalisme Data: Berita Berbasis Fakta

Philip Kyle dari New Mexico Institute of Mining and Technology menyatakan bahwa proses terbentuknya emas di Erebus dibantu oleh sifat gunung ini yang relatif tenang jika dibandingkan dengan gunung berapi aktif lainnya.

Gunung Erebus melepaskan gas secara perlahan, sehingga memberi waktu bagi partikel emas untuk mengkristal, tidak seperti letusan gunung berapi yang umumnya bersifat mendadak dan melempar material dalam ledakan besar.

Para ilmuwan menganggap proses ini begitu unik hingga beberapa ahli sempat meragukan kemungkinannya terjadi.(*)

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti WhatsApp Channel

You cannot copy content of this page