Penagar.id, NASIONAL – Serial kriminal Spanyol La Casa de Papel, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Money Heist, terus mempertahankan popularitasnya di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Meski serial ini telah menayangkan musim terakhirnya pada Desember 2021, La Casa de Papel masih menjadi salah satu serial paling banyak dibicarakan di media sosial.
Daya tarik serial ini, yang berkisah tentang perampokan besar-besaran di Spanyol, membuat banyak penggemar untuk kembali menonton, bahkan menarik perhatian penonton baru.
Diproduksi oleh Álex Pina, Serial La Casa de Papel mengikuti sekelompok kriminal yang dipimpin oleh “Profesor” untuk melaksanakan dua perampokan besar.
“Konsep cerita yang unik dan karakter yang kompleks membuat serial ini sangat menarik untuk ditonton,” ujar Arya, salah seorang penggemar La Casa de Papel dari Jakarta.
Kekuatan La Casa de Papel tidak hanya terletak pada alur cerita penuh intrik, tetapi juga pada pendekatan emosional yang diberikan kepada karakter-karakternya.
Penonton merasa terhubung dengan perjalanan hidup mereka, dari konflik internal hingga pengorbanan yang mereka lakukan selama aksi perampokan.
Selain itu, narasi tentang keadilan sosial yang kerap disampaikan dalam serial ini juga menjadi alasan lain mengapa La Casa de Papel disukai oleh banyak orang.
Alur Cerita La Casa de Papel
La Casa de Papel dimulai dengan kisah seorang pria jenius yang dikenal sebagai “Profesor” yang merekrut delapan ahli kriminal dengan keahlian khusus.
Tujuan mereka adalah melakukan perampokan terbesar dalam sejarah Spanyol, dengan sasaran Royal Mint of Spain, tempat uang dicetak.
Profesor dan timnya menjalankan rencana yang terencana rapat, dari mengenakan topeng Salvador Dalí hingga menyandera karyawan dan pengunjung di dalam gedung.
Perampokan pertama berjalan penuh ketegangan, dengan berbagai kendala yang menguji kecerdasan Profesor dan ketahanan timnya.
Selama aksi tersebut, berbagai konflik muncul, termasuk ketegangan antaranggota, perasaan cinta, dan konfrontasi dengan pihak kepolisian.
Di balik semua itu, Profesor menjalankan strategi yang rumit untuk mengendalikan situasi dari luar.
Setelah sukses dengan perampokan pertama, mereka kembali untuk menjalankan perampokan kedua yang lebih berisiko berjudul Bank Spanyol.
Dalam aksi ini, ancaman semakin besar, dan mereka harus menghadapi situasi yang lebih berbahaya, di mana pengorbanan menjadi harga yang harus dibayar.
Serial ini mengajak penonton untuk terus bertanya-tanya siapa yang akan berhasil keluar hidup-hidup dan apakah mereka akan mencapai tujuan mereka.
Di Indonesia, fenomena La Casa de Papel telah menginspirasi banyak komunitas, dari cosplay hingga fans club, untuk berkumpul dan merayakan serial tersebut.
Bahkan, beberapa dialog ikonis dari serial ini, seperti slogan “For the Resistance” dan lagu Bella Ciao, telah menjadi simbol perlawanan yang populer.(*)