Provinsi GorontaloHeadline

Gorontalo Alami Deflasi di Tengah Lonjakan Inflasi Nasional

×

Gorontalo Alami Deflasi di Tengah Lonjakan Inflasi Nasional

Sebarkan artikel ini
ILustrasi Deflasi. (Foto : sahabatpegadaian)
ILustrasi Deflasi. (Foto : sahabatpegadaian)

Penagar.id, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan 2024, menempatkan Provinsi Gorontalo sebagai satu-satunya daerah yang mengalami deflasi dengan angka -0,79% (y-on-y).

Sebaliknya, inflasi tahunan tertinggi dicatatkan oleh Papua Pegunungan sebesar 5,36% (y-on-y).

Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin menyambut baik capaian tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa perekonomian Gorontalo menunjukkan tren positif setelah sempat berada di posisi tiga besar inflasi tertinggi pada awal 2024.

“Waktu di awal-awal saya masuk kan inflasi kita tertinggi tuh ya,” kata Rudy, Jumat (3/1/2025).

“Bersama semua pemangku kepentingan kita dalami, kita pelajari, dan kita lakukan perbaikan sehingga hasilnya di akhir akhir inflasi kita sangat rendah,” lanjutnya.

Baca Juga :  Kanwil Kemenag Gorontalo Kembali Bikin Susah Pegawai, Kali ini Giliran PPPK

Menurut data BPS, pada Desember 2024, 35 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Gorontalo bersama dua provinsi lainnya mencatatkan deflasi.

Deflasi Gorontalo tercatat sebesar 0,57% (m-to-m), sedangkan inflasi bulanan tertinggi berada di Papua Pegunungan sebesar 2,39% (m-to-m).

Deflasi terdalam terjadi di Maluku dengan angka 0,41% (m-to-m).

Deflasi di Gorontalo menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga barang kebutuhan pokok, yang sebelumnya mengalami lonjakan.

Baca Juga :  Santoso Kartono Tak Bisa Lepas Tangan atas Konflik Lahan Hulawa

Salah satu strategi yang diterapkan adalah menggelar pasar murah menjelang Natal.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota, forkopimda, BPS, BI, perbankan, dan semua pemangku kepentingan yang telah menjaga inflasi di daerah semakin baik,” imbuh Rudy yang juga menjabat sebagai Deputi V Kemenko Perekonomian RI itu.

Inflasi Desember 2024 dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.

Telur ayam dan cabai merah masing-masing menyumbang andil inflasi sebesar 0,06%, diikuti ikan segar, cabai rawit, dan bawang merah yang menyumbang masing-masing 0,03%.

Momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru mendorong peningkatan permintaan masyarakat pada berbagai bahan pangan.

Baca Juga :  Pembangunan PSN Bendungan Bulango Ulu Gorontalo Makin Dekati Target

Selain itu, curah hujan tinggi pada Desember 2024 menyebabkan penurunan produksi hortikultura.

Secara keseluruhan, inflasi Desember 2024 terkendali dalam rentang target nasional 2,5±1%.

Namun, sepanjang tahun 2024, inflasi dipengaruhi oleh faktor global seperti kenaikan harga emas, kopi, dan minyak sawit mentah (CPO).

Fluktuasi harga minyak mentah global akibat ketidakpastian ekonomi dan konflik geopolitik juga memengaruhi harga BBM domestik.(*)

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti WhatsApp Channel

You cannot copy content of this page