Kesehatan

Wetland Virus Disebut Bisa Rusak Otak

×

Wetland Virus Disebut Bisa Rusak Otak

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi virus (Foto: Getty Images/iStockphoto/kontekbrothers)
Ilustrasi virus (Foto: Getty Images/iStockphoto/kontekbrothers)

Penagar.id, NASIONAL – Sebuah virus baru bernama Wetland Virus (WELV) ditemukan oleh ilmuwan China dan diketahui menyebar melalui gigitan kutu, menyebabkan masalah pada otak.

WELV menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, pusing, nyeri otot, kelelahan, dan gangguan neurologis.

Kasus pertama dilaporkan pada seorang pria berusia 61 tahun di Mongolia pada tahun 2019, namun penelitian mengenai virus ini baru dipublikasikan di The New England Journal of Medicine minggu lalu.

Pria tersebut mengalami demam berkepanjangan dan gangguan fungsi organ. Tim peneliti dari Institut Mikrobiologi dan Epidemiologi Beijing berhasil mengisolasi virus dari pasien tersebut dan mengidentifikasinya sebagai Wetland Virus.

Baca Juga :  Hari Persatuan Farmasi Indonesia: Sejarah, Peran, dan Tujuan Peringatannya

Baca Juga : Trump Tolak Debat Capres Ketiga Lawan Kamala Harris

Laporan menunjukkan virus ini juga ditemukan pada 17 pasien lain dengan gejala serupa, beberapa di antaranya mengalami petechiae, yaitu bintik-bintik kecil pada kulit akibat perdarahan kapiler.

“Pasien yang tidak diketahui identitasnya, mengalami demam, sakit kepala, dan muntah-muntah lima hari setelah kunjungannya (di taman),” dikutip dari New York Post, Kamis (12/9/2024).

Penelitian mengungkap bahwa delapan pasien yang sembuh menunjukkan peningkatan signifikan pada antibodi spesifik terhadap virus WELV.

Semua pasien menerima pengobatan antivirus, antibiotik, atau terapi imunoglobulin, dan berhasil sembuh tanpa efek kesehatan jangka panjang.

Baca Juga :  Vertigo Mengganggu Aktivitas? Simak Cara Mengatasinya dengan Tepat

Baca Juga: Sungai Besar di Brasil Berubah Hijau Zamrud

Wetland Virus memiliki kesamaan dengan demam berdarah Krimea-Kongo, yang juga menyebabkan gejala seperti demam, muntah, diare, dan perdarahan kulit, dan dalam kasus terparah, dapat mengakibatkan gagal hati.

Penelitian juga menemukan RNA dari virus ini pada lima spesies kutu yang berbeda, serta pada domba, kuda, babi, dan hewan pengerat di wilayah timur laut China.

Percobaan pada tikus dan hamster menunjukkan bahwa virus ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Namun, diagnosis Wetland Virus dapat menjadi sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit lain yang tidak spesifik.

Baca Juga :  Dari Kopi hingga Wedang Ronde, Berikut Minuman Favorit di Musim Hujan

Dikutip dari News.com Australia, peneliti menyatakan, “Kasus tersebut meningkatkan pengawasan dan deteksi untuk orthonairovirus yang baru muncul akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang efek virus ini terhadap kesehatan manusia.”

Penelitian ini didanai oleh National Natural Science Foundation of China dan Chinese Academy of Medical Sciences Innovation Fund for Medical Sciences. Masyarakat yang mengalami gejala setelah digigit kutu diimbau untuk segera menghubungi tenaga medis.(*)

 

*Baca selengkapnya di Sini

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti WhatsApp Channel

You cannot copy content of this page