Suara MahasiswaHeadline

Kekerasan Aktivis di Gorontalo jadi Sorotan Nasional, BEM Nusantara DKI Jakarta : Ini Ancaman Serius!

×

Kekerasan Aktivis di Gorontalo jadi Sorotan Nasional, BEM Nusantara DKI Jakarta : Ini Ancaman Serius!

Sebarkan artikel ini
Koordinator Daerah BEM Nusantara Wilayah DKI Jakarta, Piere A.L. Lailossa./Penagar.id 
Koordinator Daerah BEM Nusantara Wilayah DKI Jakarta, Piere A.L. Lailossa./Penagar.id 

Penagar.id – Rentetan kekerasan terhadap aktivis mahasiswa di Gorontalo menuai sorotan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari kalangan mahasiswa sendiri.

Salah satu suara keras datang dari Koordinator Daerah BEM Nusantara Wilayah DKI Jakarta, Piere A.L. Lailossa, yang menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden pemukulan terhadap Koordinator BEM Nusantara Gorontalo, Harun Alulu, setelah aksi menolak tambang di daerahnya.

Dalam pernyataan resminya, Piere menilai bahwa kekerasan semacam ini merupakan ancaman serius terhadap kebebasan sipil dan demokrasi di tingkat daerah.

Ia menekankan pentingnya tindakan cepat, adil, dan transparan dari aparat penegak hukum dalam menangani kasus tersebut.

Baca Juga :  Persiapan Tim Gorontalo ke Piala Soeratin U-17 Dinilai Asal-asalan

“Kami tidak ingin berspekulasi, namun pola kekerasan terhadap aktivis yang kritis terhadap isu-isu lingkungan dan tambang ilegal perlu mendapat perhatian serius. Negara harus hadir, tidak cukup hanya dengan janji penyelidikan,” ujar Piere dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, demokrasi tidak boleh berhenti pada seremoni lima tahunan, melainkan harus diwujudkan dalam perlindungan nyata terhadap hak berpendapat dan kebebasan berekspresi.

Ketika mahasiswa yang menyuarakan keresahan rakyat justru menjadi korban kekerasan, maka terdapat indikator bahwa ada sesuatu yang tidak berjalan baik dalam sistem demokrasi lokal.

“Kami tidak sedang mencari kambing hitam, tetapi kita harus objektif. Ketika aparat belum mampu memberikan rasa aman kepada warga yang menyuarakan kepentingan publik, maka itu menjadi catatan serius bagi seluruh pihak, termasuk bagi institusi kepolisian,” imbuhnya.

Baca Juga :  GMNI Kecam Sanksi DO dan Skorsing terhadap Mahasiswa UBM Gorontalo

Lebih jauh, Piere juga menyarankan agar pemerintah pusat dan daerah segera melakukan evaluasi terhadap izin-izin tambang yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal maupun ekologis di Gorontalo.

Ia menyebut perlunya moratorium terhadap tambang ilegal dan tinjauan ulang terhadap proyek-proyek yang mendapat penolakan masyarakat.

“Penolakan tambang bukan semata soal ekonomi atau investasi. Ini menyangkut keberlanjutan hidup, keadilan ekologis, dan hak atas ruang hidup. Ketika itu dilawan dengan kekerasan, maka demokrasi sedang diuji,” tegasnya.

Baca Juga :  Melanggar Etik : Bahlil Disanksi UI, Pihak Terkait Ikut Terseret

BEM Nusantara DKI Jakarta juga menyatakan solidaritas penuh terhadap Harun Alulu dan mahasiswa Gorontalo lainnya yang sedang berjuang untuk menyuarakan keadilan lingkungan.

Mereka mendesak seluruh pihak untuk tidak membiarkan praktik intimidasi atau kekerasan menjadi norma dalam menghadapi perbedaan pendapat di era demokrasi.

“Demokrasi tidak akan mati dalam satu malam, tetapi ia bisa mati pelan-pelan jika kita membiarkan kekerasan terhadap suara-suara kritis menjadi kebiasaan,” pungkas Piere.(rilis)

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti WhatsApp Channel

You cannot copy content of this page